Kamis, 24 Oktober 2013

Saya menyerah pada kamu!

Bersamamu adalah rasa yang akan saya peluk di kemudian hari.
Bersamamu adalah kepingan rasa malu yang menyatu menjadi rindu.
Bersamamu adalah bagaikan hembusan angin diantara ilalang - ilalang yang menari.
Bersamamu adalah rasa dimana saya bisa menjemput ketidakwarasan saya bagaimana bisa jatuh, jatuh dipelukanmu.
Saya rela berlelah berlama untuk yang saya sayangi hingga kesiapan itu cukup membawa saya benar - benar melangkah menyerahkan hati saya untuk kamu genggam.
Lama berlari dan berkali - kali jatuh membuat saya harus menyerah pada satu tatapan yang tak pernah lepas menatap saya.
Kali ini saya menyerah Tuhan, 
Menyerah pada tubuh yang selalu ingin memeluk saya,
menyerah pada tangan yang selalu ingin mengusap kepala saya hingga saya terlelap,
menyerah pada mata yang selalu ingin menatap saya,
menyerah pada bibir yang selalu ingin mengecup kening saya,
menyerah pada kaki yang selalu ingin mendampingi saya.
Semoga rasa ini selamanya, semoga Tuhan mengizinkan rasa ini akan selalu ada walau mungkin ada jarak yang tak bisa saya lawan dan tak mungkin saya berontak.
Tuhan saya menunggu di sini ya, di sisa hati yang saya punya, di sisa nafas yang saya punya.
Tuhan tunjukkan jalan ya biar dia bisa menjemput saya segera seketika saat kami sudah dipenuhi kesiapan.

 

Blog Template by YummyLolly.com